Mentan Sebut Sektor Perkebunan Topang Ekspor Pertanian RI

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Dok.Kementan)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Tatang Adhiwidharta - Minggu, 20 November 2022 | 16:00 WIB

Sariagri - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa perkebunan merupakan salah satu penopang ekspor pertanian Indonesia dengan capaian total Rp 485,16 triliun atau naik 7,29 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama di Tahun 2021.

Hal itu disampaikannya saat melaunching corporate identity sebagai lambang era baru perkebunan Indonesia oleh Direktorat Jenderal Perkebunan. Kehadiran lembaga ini diharapkan mampu mentransformasi nilai kerja bioindustri perkebunan yang memiliki fokus, responsif dan kolaboratif.

"Memang kita harus fokus dan terarah dalam membangun perkebunan. Dan perkebunan itu harus mempunyai prioritas terhadap komoditas yang akan ditingkatkan. Karena itu, efisien pemanfaatan sumberdaya harus terukur untuk menetapkan target dan tujuan. Semua petani harus bersatu dalam corporate ini," ujar SYL, Sabtu, (19/11)

Menurut SYL, perkebunan Indonesia adalah etalase dunia yang memiliki kekuatan besar terhadap tumbuh kembangnya ekonomi bangsa. Karena itu, SYL ingin semua produk kopi, cokelat maupun komoditas lainya selalu ada di semua pasar dunia.

"Saya yakin perkebunan Indonesia akan menjadi perkebunan yang paling hebat besok, perkebunan Indonesia adalah etalase bagi semua perusahaan di dunia yang menyediakan kopi cokelat dari Indonesia," katanya.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan bahwa saat ini terdapat 7 program prioritas yang menjadi reorientasi ke depan. Di antaranya program Logistik Benih Perkebunan (BUN500) yang terdiri dari penguatan nursery dan perbenihan mandiri.

"Kemudian kita punya program Perkebunan Partisipatif atau PASTI yang terdiri dari peningkatan kapasitas usaha kelapa genjah pandan wangi, lalu program Pabrik Mini Minyak Goreng atau PAMIGO dan Ekosistem Perkebunan (EKSIS) melalui Korporasi Kopi (Java Preanger Lestari Mandiri-JPLM) serta Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui program kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan (Kesatria)," katanya.

Baca Juga: Mentan Sebut Sektor Perkebunan Topang Ekspor Pertanian RI
Agar Data Penyaluran Pupuk Lebih Akurat, Mentan Terbitkan Permentan 10/2022

Nur Alam menegaskan, inilah saatnya Indonesia membangun kekuatan bersama melalui subsektor perkebunan yang jauh lebih maju, mandiri dan modern melalui lembaga era baru corporate identity.

"Kami percaya perkebunan adalah mata rantai harmonis yang selaras dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia. Inilah saatnya perkebunan membangun kekuatan untuk menjawab tantangan ke depan," jelasnya.