Potensi Ekspor Sangat Besar, Petani Mulai Gencar Kembangkan Kopi Robusta

Ilustrasi kopi (Pixabay_

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Senin, 26 Desember 2022 | 20:30 WIB

Sariagri - Para petani di Provinsi Sarangani, Filipina optimis tentang masa depan yang lebih cerah dari hasil panen kopi mereka. Salah seorang petani bernama Renny Boy Takyawan mengatakan bahwa keluarganya dulu mengandalkan pertanian pisang dan kelapa untuk menghasilkan uang. Namun, melihat potensi pertanian kopi yang lebih baik, ia mulai serius menerapkan praktik budidaya kopi dengan lebih inovatif.

"Saya sangat tertarik dengan kebun kopi yang kami miliki," kata Takyawan kepada media lokal Filipina, Rappler.

Takyawan mengaku bangga dengan profesinya sebagai petani. Ia juga sudah menyelesaikan masa kuliahnya, meski pendapatan keluarganya hanya pas-pasan. Hari ini, ia mengetuai Dewan Kopi Sarangani.

Peluang Ekspor Kopi Robusta

Takyawan mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya melihat peluang dalam pertanian kopi ketika seorang grader Q Robusta bersertifikat, Arnel Cadelina mengunjungi desa mereka dan berdiskusi dengan mereka tentang produksi kopi berkualitas.

Apa yang dipelajari Takyawan dan petani lainnya mendorong mereka untuk memberi nilai tambah pada kopi yang mereka hasilkan, dan meningkatkan budaya kopi suku mereka. Mereka berharap dapat membuat target pasar kopi di negara yang berkembang pesat.

"Di Sarangani, kami akan mengubah Robusta kami menjadi kopi berkualitas, dan memberikan peluang yang lebih baik di pasar domestik bahkan internasional," kata Takyawan.

Sarangani termasuk salah satu provinsi termiskin di negara itu, berada di wilayah Soccsksargen. Namun wilayah tersebut dengan lebih dari 26.000 hektar perkebunan kopi disebut-sebut sebagai penghasil kopi terbesar di negara ini, menyumbang sekitar 32,4% dari total produksi kopi dalam negeri.

Dia mengatakan ada peningkatan permintaan untuk Robusta halus dan perkiraan penurunan produksi Arabika karena perubahan iklim. Pendapat Takyawan pun diamini oleh para ahli kopi lokal bahkan barista yang telah berkomitmen untuk membantu para petani kopi di Sarangani.

Tradisi Kopi

Takyawan mengatakan, kopi selalu menjadi bagian dari tradisi sukunya. Namun, para tetua dinilai gagal melihat bahwa kopi dapat berkembang sebagai suatu industri yang menjanjikan.

Baca Juga: Potensi Ekspor Sangat Besar, Petani Mulai Gencar Kembangkan Kopi Robusta
Kisah Pelaku Usaha yang Sukses Kirim Kopi Arabika Lereng Gunung Ijen ke Pasar Dunia

"Kita menanam kopi tapi tidak terlalu memperhatikan (potensinya)," ujarnya.

Takyawan mengatakan permintaan kopi yang tak pernah surut menjadikannya salah satu komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Seperti minyak, produksi kopi telah menjadi industri bernilai miliaran dolar dan penggerak ekonomi.

"Kopi Sarangani akan menjadi bagian dari penggerak ekonomi," kata Takyawan.

Ia melihat industri kopi lokal tumbuh subur seiring tumbuhnya pasar kopi spesial dengan mencapai standar kelas khusus untuk tanaman Robusta.