Badan Minyak Sawit Malaysia Nyatakan Limbah Sawit Aman untuk Pakan Ternak

Kereta monorel mendekati Stasiun Bukit Bintang yang berlokasi di salah satu pusat perbelanjaan teramai di Kuala Lumpur, Minggu (28/8/2022). (Antara/Virna P Setyorini)

Editor: Yoyok - Senin, 23 Januari 2023 | 19:00 WIB

Sariagri - Lembaga Minyak Sawit Malaysia atau Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menyatakan palm kernel expeller (PKE) aman digunakan sebagai bahan pakan sapi perah.

Direktur Jenderal MPOB, Datuk Ahmad Parveez Ghulam Kadir mengatakan penelitian menggunakan batch PKE yang berbeda, juga dikenal sebagai bungkil inti sawit (palm kernel cake/PKC), secara konsisten menunjukkan efek positif pada kinerja dan kesehatan sapi perah.

“Hal ini menunjukkan bahwa trace element yang berbeda dari batch produksi PKE yang berbeda tidak memiliki efek negatif pada sapi perah,” katanya dalam sebuah pernyataan, pekan lalu.

Dia menjelaskan PKE biasanya digunakan dalam rasio tertentu dengan bahan pakan lainnya, sehingga menghasilkan tingkat elemen dalam pakan yang lebih bermanfaat dan lebih aman bagi hewan.

Menurut Ahmad Parveez, dimasukkannya PKE ke dalam ransum sapi perah diformulasikan oleh ahli gizi hewan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Dia mengatakan temuan penelitian bertentangan dengan artikel yang diterbitkan baru-baru ini yang menyatakan bahwa PKE mengandung konsentrasi beberapa unsur seperti besi, magnesium, dan fosfor yang melebihi batas aman untuk kesehatan sapi perah.

Menurut Ahmad Parveez, efek PKE pada ransum sapi perah berkontribusi terhadap kandungan lemak susu yang lebih tinggi, seperti diklaim dalam artikel tersebut, sebenarnya bermanfaat bagi industri susu dimana susu dijual berdasarkan kandungan lemaknya. Hal ini dapat membantu petani untuk mendapatkan harga susu yang lebih baik.

“Dengan demikian, kandungan lemak susu yang lebih tinggi dapat dicapai dengan memasukkan PKE,” jelasnya.

Dia menambahkan, PKE umumnya lebih aman untuk diberi pakan saat akses pakan tidak dikontrol dengan hati-hati atau saat kualitas padang rumput sangat subur.

“Biasanya, PKE dapat diberikan setiap hari kepada setiap sapi perah dengan persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan gandum, jelai, atau jagung tanpa hewan tersebut mengalami asidosis rumen, efek perlindungan yang dihasilkan dari kandungan serat deterjen netral yang tinggi di dalam PKC,” kata Ahmad Parveez.

Mengutip sebuah penelitian, dia menambahkan bahwa PKC digunakan sebagai bahan umum dalam ransum produk susu Jerman dan Belanda, sekitar 10 persen berbanding lebih dari 50 persen di Malaysia tanpa efek merugikan yang dilaporkan.

Dia mengatakan fosfor dan kalsium, elemen jejak dalam PKC, merupakan mineral kunci yang dibutuhkan dalam transformasi energi biokimia di semua sel tubuh. Mereka juga membentuk dasar mineral tulang dan gigi pada ternak.

Baca Juga: Badan Minyak Sawit Malaysia Nyatakan Limbah Sawit Aman untuk Pakan Ternak
Malaysia Krisis Pekerja, Perusahaan Sawit hingga Chip Terpaksa Tolak Order

Ahmad Parveez menambahkan bahwa jumlah kehilangan hutan telah menurun secara global menurut laporan State of the World's Forests 2020 dan ini dipandang positif. 

Dia mengatakan penurunan hilangnya hutan primer Malaysia antara 2017 dan 2020 mungkin berkontribusi terhadap hal itu, seperti yang dilaporkan oleh Global Forest Watch 2021.