BPDPKS Siapkan Dana Rp31 Triliun Tutupi Selisih Harga Biodiesel dan Solar

Editor: Yoyok - Selasa, 31 Januari 2023 | 18:30 WIB
Sariagri - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menganggarkan dana hingga Rp31 triliun untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada badan usaha yang menjual biodiesel, apabila harga biodiesel lebih tinggi dari harga solar.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mencontohkan apabila harga indeks pasar (HIP) biodiesel lebih tinggi dari HIP solar, Pertamina yang menyerap biodiesel akan membeli dengan harga solar, sehingga BPDPKS akan membayar kepada badan usaha Bahan Bakar Nabati (BBN) kekurangan pembayaran Pertamina.
“Kami proyeksikan di 2023 dengan B35 yang terserap 13,15 juta kiloliter, anggaran yang diperlukan sekitar Rp30 triliun sampai Rp31 triliun, yang telah diputuskan oleh Komite Pengarah dan BPDPKS,” katanya dalam talkshow Implementasi B35 di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Namun, jika terjadi sebaliknya seperti pada Juli hingga akhir 2022, BPDPKS justru tidak melakukan pembayaran kepada badan usaha BBN karena harga biodiesel lebih rendah dari harga solar.
Pada 2021, BPDPKS membayar Rp51 triliun kepada badan usaha BBN untuk menutup selisih harga biodiesel dengan solar.
Pada 2023, ia memproyeksi harga biodiesel tidak akan berfluktuasi sehingga anggaran yang disiapkan menjadi lebih rendah dari 2021.
“Ini akan menjadi tantangan, terkait ketersediaan dana, khususnya apabila selisihnya besar sekali. Di awal 2021, harga biodiesel meningkat tajam, sedangkan solarnya turun,” katanya.
Baca Juga: BPDPKS Siapkan Dana Rp31 Triliun Tutupi Selisih Harga Biodiesel dan SolarBesok Pemerintah Bakal Terapkan BBM Campur Sawit 35 Persen
Eddy menyampaikan Program B35 yang akan diimplementasikan mulai 1 Februari 2023 memiliki tujuan utama menyerap produk kelapa sawit dan turunannya untuk menstabilkan harga komoditas tersebut saat sedang jatuh.
“Produksi kelapa sawit cenderung meningkat dari waktu ke waktu, kalau tidak terserap sepenuhnya akan berpengaruh terhadap harga, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penerimaan petani,” katanya.