Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Tidak Boleh Gagal

Ilustrasi minyak sawit merah. (BPBD Sawit)

Editor: Yoyok - Rabu, 1 Februari 2023 | 18:00 WIB

Sariagri - Pembangunan minyak makan merah bisa menjadi solusi bagi persoalan terkait pasokan minyak goreng. Selain itu, inovasi minyak merah diharapkan menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani sawit di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam keterangannya, Rabu (1/2/2023).

"Hilirisasi kelapa sawit yang dilakukan oleh Koperasi Sawit Makmur mudah-mudahan bisa menjadi role model bagi koperasi petani sawit di Kalimantan. Tidak boleh gagal, karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal," katanya.

Menteri Teten menjelaskan, pihaknya telah diutus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dapat lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia.

Presiden Jokowi ingin petani sawit yang menguasai 41,42 persen kebun sawit di Indonesia tidak hanya menjual Tandan Buah Segar (TBS) ke industri.

Oleh karenanya pengembangan pabrik minyak merah khusus koperasi petani sawit ini terus didorong agar kesejahteraan petani sawit meningkat.

"Pabrik minyak merah khusus untuk koperasi petani sawit, bukan untuk korporasi besar, hal tersebut menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani sawit," kata MenKopUKM.

Menteri Teten optimis minyak merah dapat bersaing dengan minyak goreng lantaran harganya juga sama terjangkau bahkan lebih murah. Selain itu minyak merah juga memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat.

"Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik untuk tubuh, bahkan dapat mencegah stunting dengan memiliki vitamin A dan E," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Sawit Makmur, Samsul Bahri, mengatakan pihaknya hingga kini telah mengelola lahan kebun sawit seluas 11.750 hektare (ha) dan memiliki anggota yang beranggotakan petani sawit swadaya mandiri yang tersebar di 8 kecamatan dan 32 desa.

"Koperasi kami masih menjadi satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar. Kami juga sudah menerima dan mengolah TBS sampai 150-200 ribu ton per hari dan berkontribusi sebesar Rp47 miliar per tahun kepada negara," kata Samsul Bahri.

Dengan kemampuan produksi tersebut, Samsul yakin pembangunan pabrik minyak makan merah dapat menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng di masyarakat.

Sedangkan Bupati Tanah Laut, Muhammad Sukamta menyatakan pembangunan minyak makan merah merupakan bagian dari wujud nyata keberpihakan pemerintah kepada rakyat.

Baca Juga: Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Tidak Boleh Gagal
Perkuat Kelembagaan Pekebun, BPDPKS Dukung Hilirisasi UKM Sawit Sumut

"Saya merasa sudah saatnya Tanah Laut punya pabrik pengolahan kelapa sawit sendiri sebagai hilirisasi produksi sawit di Kabupaten Tanah Laut. Akan ada multiplier effect bagi masyarakat dan ini dapat menjadi pilihan pemenuhan kebutuhan masyarakat," kata Sukamta.

Menurutnya, dengan adanya pabrik minyak makan merah, tidak akan terjadi lagi krisis minyak goreng karena krisis bisa diatasi dengan minyak makan merah.