Hasil Perkebunan Karet Jadi Primadona Ekspor Sumsel

Getah karet di perkebunan karet Sumatera Selatan (SariAgri/Rio P)

Penulis: Arya Pandora, Editor: Redaksi Sariagri - Jumat, 5 Juni 2020 | 11:30 WIB

SariAgri -  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), menyebut karet menjadi primadona ekspor Bumi Sriwijaya. Hal ini berdasarkan data ekspor nonmigas Sumsel menurut komoditas andalan Maret dan April 2020, periode Januari sampai April 2019 dan Januari sampai April 2020.

Kepala bps Provinsi Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih, mengatakan bahwa komoditas perkebunan karet tetap menjadi primadona ekspor Sumsel. Pasalnya, selama periode Januari sampai April 2020 total komoditas tersebut mencapai 37,16 persen.

“Selain karet, ekspor nonmigas Sumsel pada urutan ke-dua diduduki pulp (bubur kayu), lalu ke-tiga ada batubara, ke-empat kerta tisu, dan ke-lima yakni minyak kelapa sawit dan fraksinya,” ujar Endang kepada SariAgri.id di Palembang.

Berita Perkebunan - Kenapa Petani Indonesia Miskin?

Menurut dia, perdagangan luar negeri memiliki peranan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan. Dia menyebut, kegiatan itu terutama ekspor merupakan salah satu sumber terbesar bagi penerimaan devisa.

“Dengan devisa itu, daerah dapat membeli barang-barang impor yang dibutuhkan untuk konsumsi dan menunjang sektor industri,” kata Endang.

Gambaran perkembangan ekspor Provinsi Sumsel mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Ia menyebut, pada April 2020 ekspor Sumsel sebesar 289,80 juta Dolar AS. Nilai ekspor ini naik sebesar 9,54 persen dibandingkan ekspor bulan Maret 2020.

“Nilai ekspor Provinsi Sumsel bulan April 2020 terdiri dari ekspor migas sebesar 17,11 juta Dolar AS dan 272,69 juta Dolar AS merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas,” ungkap dia.

Dikatakan dia, ekspor pada bulan itu sebagian besar ditujukan ke negara Tiongkok sebesar 103,41 juta Dolar AS (35,68 persen), Malaysia sebesar 26,03 juta Dolar AS (8,98 persen) dan Amerika Serikat sebesar 24,28 juta Dolar AS (8,38 persen).

Petani membawa hasil sadap karet di wilayah Gandus (SariAgri/Rio P)

“Ya, itu (nilai ekspor Sumsel) naik 9,54 persen dibanding dengan ekspor pada bulan Maret 2020 yang sebesar 264,56 juta Dolar AS,” tambah dia.

Baca Juga: Hasil Perkebunan Karet Jadi Primadona Ekspor Sumsel
Lima Komoditi Ekspor Perkebunan Indonesia yang Termasyur di Dunia

Pada April 2020 itu, kata dia, ada lima komoditas utama ekspor dari Sumsel yang terbesar. Mulai dari bubur kayu/pulp senilai 89,57 juta Dolar AS (30,91 persen), karet senilai 85,67 juta Dolar AS(29,56 persen), batubara senilai 53,06 juta Dolar AS (18,31 persen), hasil minyak 17,11 juta Dolar AS (5,90 persen), dan kertas tisu senilai 16,12 juta Dolar AS (5,56 persen).

Berita Perkebunan - Baca Juga: Lima Komoditi Ekspor Perkebunan Indonesia yang Termasyur di Dunia
BPS: Nilai Tukar Petani di Sumsel Anjlok 2,90 Persen pada Mei

Selanjutnya, ekspor Sumsel pada periode Januari sampai April 2020 sebesar 1.194,89 juta Dolar AS, turun 9,01 persen dibanding nilai ekspor periode Januari sampai April 2019 yang sebesar 1.313,26 juta Dolar AS. (Rio P/SariAgri Sumatera Selatan)