Genjot Produksi Perkebunan, Petani Kopi di Maros Diingatkan Jaga Kualitas

Kabupaten Maros memiliki potensi pertanian yang sangat produktif, salah satunya, kopi. (Usman Muin/SariAgri.id)

Editor: Arif Sodhiq - Minggu, 21 Juni 2020 | 06:30 WIB

SariAgri - Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros berada di ketinggian 709 Mdpl, berjarak sekitar 11 km dari jalan poros Maros-Bone. Desa ini memiliki potensi pertanian yang sangat produktif, salah satunya, kopi.

Pengembangan kopi di wilayah Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Maros sangat potensial karena masyarakatnya telah menanam tanaman tersebut sejak 20 tahun lalu. Wilayah desa ini berbatasan dengan hutan konservasi taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Hutan konservasi sebagai hutan sosial seluas sekitar 50-an hektar telah ditanami warga dan hasilnya telah dijual untuk kebutuhan ekspor.

Untuk tahap berikutnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis lebih dari 100 hektar untuk kegiatan kelompok tani dalam usaha kebun kopi di kawasan hutan konservasi menjadi hutan sosial yang dipersyaratkan pada tanaman tertentu untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Dalam proses produksi dan pengelolaan kopi, masyarakat didampingi Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Program pendampingan petani kopi ini bertujuan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Kami membantu lahan untuk kelompok (tani) seluas 119 hektar," ujar Kepala Resort Mallawa Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Andi Subhan.

Menurut Subhan, ada tiga jenis kopi yang akan dikembangkan, yaitu arabika, robusta, dan gember. Nantinya, lanjut dia klhk akan mengevaluasi progres pertanian kopi masyarakat untuk menentukan pemberian bantuan penambahan lahan.

"Wilayah ini sangat cocok untuk segala macam tanaman, jika masyarakat menjaga dengan baik lahan hutan dengan produktif. Maka Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan akan memperluas lahan," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan pihaknya bersama KLHK akan memberikan dukungan bibit, peralatan hingga pengemasan produk. 

"Kami bersama KLHK resort Mallawa akan membina dan support dengan bibit jenis lain serta alat pengering dan upaya desain untuk packaging (kemasan) agar nilai jual bertambah dan bisa langsung ke market Toko Tani Indonesia atau market lainnya," ujarnya.

Sudirman mengingatkan petani kopi akan pentingnya menjaga kualitas produk mereka. Selain itu, dia meminta petani kopi untuk menjaga kawasan hutan yang dikelola. 

Baca Juga: Genjot Produksi Perkebunan, Petani Kopi di Maros Diingatkan Jaga Kualitas
Mengapa Lahan Gambut Sulit Dipadamkan? Ini Jawaban KLHK

"Kita mau kopi yang berkualitas. Menjaga kualitas kopi sangat penting dan menghadirkan varietas baru yang unggul. Sebaiknya kopi yang dikemas masih merah dan segar sehingga rasa bisa dipercaya," katanya.

Dia berharap, lahan yang dikelola masyarakat akan lebih luas sehingga pengembangan kopi dapat mengurangi kesenjangan antar masyarakat.  Setelah meninjau kebun kopi yang dikelola masyarakat, Wagub berencana memberikan bantuan bibit kopi berkualitas  dan bibit durian untuk dikembangkan masyarakat. (Usman Muin/SariAgri.id)