Sambas Butuh Benih Karet untuk Penanaman Baru Seluas 12 Ribu Hektar

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Rabu, 2 September 2020 | 14:45 WIB
Berita Perkebunan - Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, saat ini membutuhkan benih penanaman baru atau replanting karet untuk luas lahan sekitar 12.000 hektar. Penanam baru dilakukan karena tanaman tersebut sudah relatif tua.
"Kalau sudah tua tentu produktivitas rendah, sehingga penting tanaman karet petani tersebut ditanam dengan benih unggul baru," ujar Kepala Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Sambas Yayan Kurniawan saat dihubungi di Sambas, Rabu (2/9/2020).
Yayan mengatakan, saat ini total luas lahan perkebunan karet di Kabupaten Sambas 52 ribu hektar.
"Dari lahan yang tua dan butuh penanaman baru kita butuh perhatian dan bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar maupun Dirjen Perkebunan Kementan," katanya.
Berita Perkebunan - Baca Juga: Mentan Pastikan Ekspor Produk Perkebunan ke Tujuh Negara Sesuai Persyaratan
Unud Kembangkan Produk Olahan Teh dari Daun Kelor dan Ubi Merah
Menurut dia, persoalan harga karet yang anjlok pada kisaran Rp7.000 per kilogram menjadi keluhan petani.
"Namun untuk di Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) dan kelompok tani yang bekerja sama dengan perusahaan pengolah karet harga bisa mencapai Rp9.000 - Rp10.000 per kilogram," katanya.
Untuk meningkatkan mutu dan harga karet UPPB bisa menjadi solusi.
"UPPB Sindak Citra dan Kelompok Tani Buluh Serumpun dengan pabrik pengolahan karet dari PT New Kalbar Processo baru saja menjalin kerja sama dibantu oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar. Kita sangat mendukung hal tersebut," kata dia.
Kepala Pabrik PT New Kalbar Processor, Minah Sehan mengaku pihaknya sangat menyambut baik kerja sama dengan petani karet. Apalagi kerja sama yang dibangun dibantu pemerintah daerah.
Baca Juga: Sambas Butuh Benih Karet untuk Penanaman Baru Seluas 12 Ribu HektarLima Komoditi Ekspor Perkebunan Indonesia yang Termasyur di Dunia
"Dari sisi petani dan kami pabrik tentu kerja sama ini bisa saling menguntungkan. Bagi kami suplai bokar bermutu dan berkelanjutan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas inisiasi upaya perbaikan tata niaga karet di Kalbar," katanya.
Pihaknya juga berkomitmen melakukan pendampingan dan memberikan bantuan agar mutu karet petani lebih baik.
"Kita ingin keberlanjutan karet lebih maksimal, sehingga suplai terus terpenuhi dengan kualitas baik. Hal itu berdampak pada harga yang tinggi," pungkasnya.(Ant)