Berita Perkebunan - Penerapan teknologi ke tengah perkebunan sawit mengantarkan torehan manis bagi PTPN V meraih penghargaan prestisius dari Kemenristek
SariAgri - Ada yang berbeda di tengah perkebunan kelapa sawit dan karet milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V di Riau. Para pekerja yang biasanya membawa sabit pemotong sawit, kali ini ada tambahan alat yakni gadget smartphone.
Dengan cekatan, para pekerja mengambil dan mencatat setiap jengkal tanaman sawit yang mulai berbuah. Data yang didapat lantas dikumpulkan dan dianalisa untuk dijadikan landasan dalam mengambil keputusan. Mereka menyebutnya Block Score Card (BSC).
Sementara karyawan mengumpulkan data, sebuah pesawat tanpa awak atau drone pun mengudara. Pesawat tanpa awak atau drone itu merupakan salah satu pemanfaatan teknologi terbaru oleh perusahaan milik negara ini.
Kombinasi data dari tim darat berikut pencitraan drone melalui skema pemetaan geospasial kembali dianalisa dengan tujuan menghasilkan keputusan tepat dan meningkatkan produktivitas.
Seluruh aktivitas itu terekam rapi dalam paparan data di kantor pusat ptpn V, Jalan Rambutan, Kota Pekanbaru, Riau.
Di salah satu sudut ruangan, terpajang kombinasi LED yang secara seketika (real time) memaparkan seluruh informasi aktivitas perusahaan yang menyebar di seluruh wilayah operasi di Provinsi Riau. Tidak hanya produksi, bahkan transportasi pengiriman produk jadi korporasi pun, terpantau dari waktu ke waktu.
PTPN V menyadari pentingnya pendekatan teknologi dalam mengelola hamparan perkebunan sawit dan karet perusahaan yang mencapai 89.000 hektare lebih tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan yang kini menjadi bagian dari holding perkebunan di bawah naungan PTPN III turut berkomitmen meningkatkan produktivitas sawit dan kesejahteraan petani mitra yang luasnya mencapai lebih dari 74.500 hektare.
Strategi dalam melaksanakan transformasi digital secara sistematis, bertahap dan konsisten melalui penerapan precision farming dan digitalisasi pun dilakukan.
Chief executive officer (CEO) PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, di era industri 4.0 yang sarat kompetisi mengharuskan perusahaan yang ia pimpin terus meningkatkan kompetensi.

Namun, Jatmiko menyadari, terdapat perbedaan strategi dalam penerapan digitalisasi agroindustri. Terutama di perusahaan perkebunan negara yang pondasi awalnya berupa padat karya. Namun, dia meyakini bahwa perkebunan, sejatinya berbicara soal manusia, bukan tanaman, iklim ataupun lahan.
"Perkebunan adalah manusia, bukan tanaman, bukan lahan ataupun iklim. Melakukan transformasi digital di perkebunan lebih dari sekedar penggunaan teknologi. Tapi adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kapasitas manusia dan mengubah budaya perusahaan," ujar Jatmiko.
Ia menuturkan, peran PTPN V sebagai katalisator ekonomi juga mendapat perhatian serius dalam implementasi transformasi digital. PPTPN V tetap berkomitmen untuk terus tumbuh positif, termasuk bersama masyarakat, mitra dan pihak terkait.
"Selain implementasi precision farming untuk lahan PTPN V, para petani yang menjadi mitra juga menikmati layanan geospasial dan precision farming PTPN V. Harapannya, PTPN V dapat bertumbuh bersama masyarakat, mitra, dan seluruh stakeholder demi mewujudkan kesejahteraan bersama menuju Indonesia Unggul. Digital Technology for Beyond Operating Excellence," urainya.
Penerapan teknologi ke tengah perkebunan sawit mengantarkan torehan manis bagi perusahaan yang telah berusia 24 tahun tersebut.
Baru-baru ini, PTPN V berhasil menyabet dua penghargaan prestisius dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) pada penyelenggaraan ITech 2020.
PTPN V juga berhasil unggul hingga meraih penghargaan kedua yakni Top Digital Service on Intelligent Data Center For Agro-Palm Oil Industri 2020.
PTPN V saat ini memproduksi Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM) yang merupakan produk dari komoditas kelapa sawit. Sementara pada komoditas tanaman Karet, PTPN V juga memproduksi Standard Indonesian Rubber (SIR) 10 dan 20.
Produk PTPN V menembus pasar ekspor melalui dukungan penerapan sistem manajemen budidaya perkebunan lestari. (Ant)
Perkebunan Sawit - Kenapa Petani Indonesia Miskin?