Santri di Sumatera Selatan Diarahkan Buat Pembibitan Sawit

Berita Perkebunan - Perkebunan kelapa sawit (Antara)

Penulis: M Kautsar, Editor: Redaksi Sariagri - Minggu, 4 Oktober 2020 | 14:02 WIB

Berita Perkebunan - Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin telah meluncurkan program santripreneur berbasis UKMK kelapa Sawit. Melalui program ini, santri diharapkan terlibat dalam pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit.

Untuk di Provinsi Sumatera Selatan, santri nantinya akan didorong sebagai produsen bibit sawit berkualitas baik. 

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Rudi Arpian mengatakan, potensi santri untuk terlibat dalam pembibitan sawit cukup besar. Lantaran, ada kepercayaan dari masyarakat khususnya petani terhadap sosok santri.

"Kalau santri yang produksi tentunya orang percaya. Selain itu juga bisa meminimalisir potensi peredaran bibit palsu," kata Rudi. 

Rudi menjelaskan, penekanan program santripreneur di sektor perkebunan kelapa sawit kareana adanya penurunan ekspor sawit Indonesia dibandingkan kuartal pertama 2019. Keterlibatan santri diharapkan dapat mengembangkan usaha sawit dan turunannya.

"Sehingga bisa memperkuat sektor perkebunan sawit," katanya.

Pengarahan santri untuk memproduksi bibit kelapa sawit kualitas terbaik bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat ini Sumatera Selatan sedang gencar melaksanakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Sehingga, membutuhkan pasokan bibit yang cukup banyak.

"Ini tentu jadi peluang bagi santri untuk ikut berkontribusi," bebernya. 

Dia mengatakan, Sumatera Selatan memiliki sekitar 416 pondok pesantren dengan jumlah ribuan santri dan tersebar di 17 kabupaten/kota. Potensi tersebut harus dimaksimalkan agar bisa ikut menumbuhkan perekonomian daerah.

"Untuk bidang usaha, tentunya akan disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Bisa juga mengembangkan tanaman lain seperti kopi ataupun karet," ungkapnya. 

Menurut Rudi, selain memberdayakan perekonomian pondok pesantren, program itu juga diharapkan dapat membantu membiayai pendidikan santri.

"Membantu bagi santri yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan selama belajar di pondok pesantren," katanya. 

Berdasarkan data statistik perkebunan 2019, Sumatera Selatan memiliki luas lahan kelapa sawit seluas 1.221.940 hektar dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 905.554 ton. Sebanyak 225.974 kepala keluarga di Sumatera Selatan menggantungkan pendapatannya sebagai petani kelapa sawit. (Sariagri/Bob Prasetyo)