Perkebunan - Tak Hanya Penghasil Devisa, Ini Potensi Lain Kelapa Sawit

Berita Perkebunan - Perkebunan kelapa sawit (Antara)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Senin, 19 Oktober 2020 | 16:15 WIB

SariAgri - Kelapa sawit memiliki potensi dalam mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Tidak hanya sebagai penghasil devisa, kelapa sawit juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Terlebih Indonesia merupakan tempat produsen kelapa sawit. Produktivitas perkebunan kelapa sawit sangat tinggi, dapat menghasilkan minyak nabati mencapai 8 ton per hektar per tahun. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan minyak dari kedelai dan biji bunga matahari yang hanya mampu menghasilkan 0,4 ton dan 0,5 ton minyak per hektarenya," ujar Guru Besar ipb University Prof Dr Purwiyatno Hariyadi.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), sepanjang tahun 2019 produksi minyak sawit Indonesia mencapai 51,8 ton crude palm oil (CPO). Jumlah itu 9 persen lebih tinggi dari produksi tahun 2018. Ini menjadikan Indonesia layak disebut sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Seiring dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi dunia, permintaan minyak nabati selama satu dekade ke depan akan terus meningkat. Komoditas minyak kelapa sawit telah bertumbuh secara kuat menyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional sekitar 1,5-2,5 persen.

"Ini yang menjadikan pemerintah Indonesia menjadikan kelapa sawit sebagai faktor kunci perekonomian,” katanya.

Selain penghasil devisa, perkebunan sawit juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk kualitas pendidikan dan kesehatan. Minyak kelapa sawit memainkan peran signifikan dalam mencapai target SDGs.

Baca Juga: Perkebunan - Tak Hanya Penghasil Devisa, Ini Potensi Lain Kelapa Sawit
Apkasindo: Kenaikan Harga Sawit Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Purwiyatno menegaskan Indonesia perlu membangun kegiatan riset dan pengembangan agar menghasilkan nilai komposisi kelapa sawit yang lebih tinggi dan berkualitas. Termasuk minyak yang bebas lemak trans dan kaya akan fitonutrien.

Sementara itu Perwakilan IPB University, Dr Azis Boing Sitanggang, dalam sambutannya mengatakan, FiAC merupakan wadah untuk mendiseminasikan dan mendiskusikan hasil penelitian dan isu terkini terkait pangan di Indonesia dan dunia.(Ant)

Berita Perkebunan - Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa