Selamatkan Habitat Bekantan, Warga Barito Kuala Konservasi Hutan Bakau

Kunjungan rombongan Dinas Provinsi Kehutanan Kalimantan Tengah ke Desa Wisata Muara Kanoco, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala ( Batola), Kalimantan Selatan (Sariagri/ Ibrahim)

Editor: Arya Pandora - Jumat, 25 Desember 2020 | 20:45 WIB

SariAgri -  Warga Desa Wisata Muara Kanoco, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala ( Batola), Kalimantan Selatan patut berbangga. Usaha keras mereka melakukan penanaman tanaman bakau tidak hanya memunculkan konservasi hutan mangrove tapi juga menjadikan desa mereka sebagai desa wisata. 

Desa Wisata Muara Kanoco dan Stasiun Riset Bekantan - Pulau Curiak ini, dikembangkan menjadi desa  ekowisata berbasiskan konservasi hutan mangrove rambai ( Sonneratia caseolaris ) dan kearifan lokal masyarakat tani dan nelayan setempat.

Dalam proses pembangunan wisata mangrove rambai ini dikelola secara bersama antara Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) yang mengelola Stasiun Riset Bekantan dengan Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan Desa Muara Kanoco.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan warga desa dan menyambut baik dengan kerja sama kami dengan masyarakat setempat yang mau  belajar tentang pengelolaan kawasan mangrove rambai sebagai destinasi wisata. Walaupun kami sadar, apa yang kami lakukan jauh dari kata sempurna, tapi setidaknya kita saling bisa belajar”, sambut Amalia Rezeki, ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Arbain, ketua Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan Desa Wisata Muara Kanoco, mengatakan, bahwa kelompoknya turut bangga dilibatkan langsung konservasi hutan bakau ini.

"Masyarakat setempat melalui kelompok mengelola bibit pohon rambai untuk kegiatan restorasi mangrove rambai. Disamping itu anggota kelompok juga mengelola klotok wisata sekaligus merangkap pemandu wisata, ujarnya.

Kesuksesan masyarakat merubah Desa Muara Kanoco menjadikan desa ini populer di Pulau Kalimantan. Diantaranya, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan beserta beberapa kepala desa di provinsi ini berkunjung ke desa wisata ini 

Rombongan Dinas Kehutanan dipimpin oleh Muhammad Untea, Kepala Bidang Pengelolaan Das Rehabilatasi Hutan dan lahan mengaku belajar banyak dalam kunjungan ini.

“ Maksud dan Tujuan kami ke Stasiun Riset Bekantan dan Desa Wisata Muara Kanoco ini, adalah membawa rombongan kepala desa yang ingin belajar mengelola lahan mangrove rambai untuk dijadikan destinasi wisata, seperti yang dikembangkan oleh SBI bersama warga setempat “, jelasnya

Lebih lanjut Untea mengapresiasi SBI yang telah mampu merestorasi pohon rambai, baik untuk memperbaiki ekosistem mangrove tambai yang merupakan habitat alami satwa primata khas Kalimantan, Bekantan ( Nasalis larvatus ), maupun untuk dijadikan destinasi wisata alam, yang juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Juhrani, Kepala Desa Sei Pasanan, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng ini, merasa sangat gembira bisa berkunjung kekawasan wisata mangrove rambai.

“Kami bisa belajar banyak dengan SBI dalam mengelola kawasan mangrove rambai dengan melibatkan masyarakat. Kawasannya mirip dengan kawasan yang berada didesa kami, harapannya kami juga bisa mengembangkan objek wisata seperti di Batola ini”, ujar kepala desa Sei Pasanan dengan antusias.

Desa Wisata Muara Kanoco, awalnya adalah destinasi wisata alam berupa taman buah Lokal dan Hutan Mangrove Rambai yang berada dikawasan kecamatan Anjir Muara, yang meliputi desa Kanoco dan desa Anjir Serapat Muara.

Baca Juga: Selamatkan Habitat Bekantan, Warga Barito Kuala Konservasi Hutan Bakau
Nelayan Muara Kanoco Kembangkan Usaha Wisata dengan Kelotok

Kemudian atas usulan Camat Anjir Muara, perlunya dibangun desa wisata yang melibatkan dua desa tersebut, dalam rangka memajukan desa serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Rencana pengembangan pembangunan selanjutnya yang melibatkan dua desa tersebut dimulai awal tahun 2021. (Ibrahim/SariAgri Barito Kuala)