Instiper Bersama BPDPKS Buktikan Sawit Tidak Ancam Sumber Air

Manfaat Ajaib Kelapa Sawit yang Jarang Diketahui

Editor: M Kautsar - Senin, 26 April 2021 | 12:00 WIB

SariAgri - Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar penelitian jejak air (water footprint) di perkebunan kelapa sawit. Penelitian membuktikan bahwa tanaman sawit tidak mengancam keberlangsungan sumber daya air Indonesia.

Penelitian dilakukan di dua wilayah perkebunan sawit di Riau dan Kalimantan Tengah, diketuai oleh Lisma Safitri Msi. Sebelumnya, berkembang beragam isu dan opini tentang tingginya kerusakan lingkungan akibat perkebunan sawit salah satunya yang berkaitan dengan masalah air.

Tanaman sawit dianggap sebagai tanaman dengan penggunaan air yang tinggi yang mengancam keberlangsungan sumber daya air Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tanaman sawit pada jenis tanah gambut memiliki nilai water footprint lebih kecil dibanding dari lahan mineral. Berdasarkan analisis penggunaan air tanaman dan sebaran densitas perakaran, diperoleh kesimpulan bahwa tanaman sawit menggunakan air sebagian besar pada zona atas perakaran tanaman.

Artinya tanaman sawit hanya menggunakan air hujan dan air permukaan saja. Penelitian ini sekaligus membuktikan anggapan bahwa tanaman sawit mengancam keberlangsungan sumber daya air Indonesia adalah tidak benar.

Penggunaan air oleh tanaman kelapa sawit salah satunya dapat dinyatakan dalam satuan unit water footprint. Water foot print didefinisikan sebagai volume air yang digunakan untuk mendapatkan satu tonnase TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dalam satuan meter kubiik/yields. Water Footprint TBS sawit terdiri dari water footprint green (sumber air dari air hujan), blue (sumber air dari cadangan air permukaan dan air tanah) dan grey (air yang digunakan untuk melarutkan pupuk, pestisida dan dan senyawa kimia lainnya).

Selain untuk mengetahui water footprint kelapa sawit pada beberapa variasi jenis tanah (mineral dan organik/gambut) dan umur tanaman, juga dirancang aplikasi model Water Footprint Calc dalam otomasi irigasi sebagai Early Warning System di perkebunan sawit berbasis sistem kontrol status water footprint tanaman sawit dengan input berupa input data curah hujan, jenis tanah, umur tanaman serta produksi tanaman.

Berdasarkan nilai penggunaan air tanaman (ETa) dan produksi tanaman bulanan per pokok serta sebaran densitas perakaran, dapat dilihat nilai water footprint/water productivity (meter kubik per kilogram) TBS yang terdiri dari water footprint green dan blue.

Pada level area, pada studi kasus di Kalimantan Tengah diperoleh nilai Water Footprint sebesar 1002.1 meter kubik/ton TBS sawit yang terdiri dari 76.7 green water meter kubik/ton, 35.9 blue water meter kubik/ton and 89.5 meter kubik/ton grey water dan sedangkan studi kasus di Riau menunjukkan nilai Water Footprint sebesar 593.61 meter kubik/ton TBS yang terdiri dari 535.55 m3/ton green, 8.08 meter kubik/ton blue dan 49.98 meter kubik/ton grey.

Nilai Water Footprint TBS Sawit pada dua daerah yang berbeda di Indonesia menunjukkan penggunaan air tanaman sawit tergolong efektif. Sebagai perbandingan, tanaman penghasil minyak lainnya memiliki nilai water footprint yang lebih tinggi seperti benih bunga matahari (3.366 meter kubik/ton), rapeseed (2.271 meter kubik/ton) serta zaitun (3.015 meter kubik/ton).  Pada level lahan, nilai water footprint bervariasi antara 0.242 – 0.423 meter kubik/kg TBS sawit.

Selain informasi di atas, banyak keuntungan dari kelapa sawit. Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) berperan besar untuk menggali seluruh potensi kelapa sawit mulai hulu hingga hilir.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Sariagri.id, media digital khusus pertanian, perkebunan dan UMKM, akan membahas seluruh potensi kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan oleh parak pelaku UKMK.

Nah, beragam potensi ini akan dibahas di dalam webinar yang bertema Strategi Membangun UKMK Berbasis Kelapa Sawit di Era Pandemi.

Webinar yang merupakan acara bersama antara BPDPKS dengan Sariagri.id ini akan diselenggarakan pada 27 April 2021, pukul 10.00 WIB. Pendaftaran webinar ini gratis dan para calon peserta dapat mendaftar di tautan https://bit.ly/2QBsRyE

Selain mendapatkan sertifikat elektronik, peserta berpeluang meraih hadiah jutaan rupiah dari kuis dan lomba penulisan artikel mengenai tema webinar.