Analisis Komoditas: AS Sita Sarung Tangan Malaysia, Bagaimana Harga Karet?

Ilustrasi getah dari pohon karet (Pixabay)

Penulis: Yoyok, Editor: Reza P - Jumat, 14 Mei 2021 | 04:00 WIB

SariAgri - Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat (AS) di Pelabuhan Kansas City telah menyita 4,68 juta sarung tangan lateks buatan Top Glove, Malaysia, dengan perkiraan nilai 690.000 dolar AS, Kamis (13/5).

Ini adalah pengiriman Top Glove kedua yang Amerika Serikat sita dalam seminggu terakhir. Pada 5 Mei lalu, Bea Cukai AS telah menyita 3,97 juta sarung tangan nitril senilai 518.000 dolar AS.

Penyitaan tersebut menunjukkan, ada permintaan untuk produk Top Glove meskipun larangan AS pertama kali diumumkan pada Juli tahun lalu. Top Glove adalah pembuat sarung tangan terbesar di dunia dan permintaan global melonjak karena pandemi Covid-19.

Dan pada Maret tahun ini, Bea Cukai AS menemukan bukti dari berbagai indikator kerja paksa dalam proses produksi Top Glove, termasuk jeratan utang, lembur yang berlebihan, kondisi kerja dan kehidupan yang kejam, dan penyimpanan dokumen identitas.

Top Glove kemudian menyatakan, telah menyelesaikan semua indikator kerja paksa dalam operasionalnya dan ini telah diverifikasi oleh konsultan perdagangan Impactt yang berbasis di London, Inggris.

Bahan baku sarung tangan lateks, karet, sebenarnya sedang bagus-bagusnya di pasaran. Pekan lalu, setelah libur selama 3 sesi berturut, harga karet Bursa Komoditas Tokyo (Tokyo Commodity Exchange/ Tocom) melompat tinggi mengikuti tren kenaikan bursa Shanghai Futures Exchange (SHFE) dan Bursa Komoditi Singapura (Singapore Commodity Exchange/Sicom). Harga karet Tocom dan Sicom naik ke posisi tertinggi 1,5 bulan, sedangkan harga SHFE tertinggi 5 pekan.

Pada Senin (10/5), harga karet juga kompak menguat. Harga karet Tocom dan SHFE naik ke posisi tertinggi 2 pekan, sedangkan harga karet Sicom naik ke posisi tertinggi 3 pekan.

Baca Juga: Analisis Komoditas: AS Sita Sarung Tangan Malaysia, Bagaimana Harga Karet?
Petani Karet Sumatera Selatan Didorong Produksi Lateks

Sentimen positif didapat dari berita meningkatnya konsumsi karet Malaysia di bulan Maret serta pergerakan rebound harga minyak mentah di perdagangan sesi Asia. Harga minyak mentah terangkat oleh serangan siber pada sistem jaringan jalur pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat.

Menurut laporan Biro Statistik Malaysia, konsumsi karet alam domestik pada Maret 2021 adalah 49.718 ton, meningkat 11,2 persen dibandingkan Februari 2021. Sektor manufaktur sarung tangan terus mendominasi konsumsi karet alam dengan 37.435 ton atau menyumbang 75,3 persen dari total konsumsi domestik pada Maret 2021.