Studi: Jamur Patogen Tanaman Pisang Bisa Tularkan Penyakit Layu pada Kopi

Ilustrasi - Tanaman kopi. (Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 9 Juni 2021 | 08:00 WIB

SariAgri - Penyakit layu kopi telah menghancurkan banyak tanaman jenis robusta dan arabika di Afrika sejak tahun 1920-an. Tiga puluh tahun kemudian atau pada 1950-an, penyakit itu dapat dikendalikan dengan membakar pohon terinfeksi, mencari ketahanan alami pada kopi dan program pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas lebih baik.

Penyakit layu kopi muncul kembali pada 1970-an dan menyebar secara luas sepanjang 1990-an - 2000-an. Dua populasi penyakit telah diidentifikasi terpisah, masing-masing hanya menginfeksi jenis kopi tertentu yaitu kopi Arabika di Ethiopia dan kopi Robusta di Afrika Timur dan Tengah.

Dilansir imperial.ac.uk, para peneliti telah melakukan penelitian bagaimana kedua strain penyakit itu muncul. Tim peneliti dari Imperial College London, University of Oxford dan CABI meneliti kembali sampel jamur penyebab penyakit layu kopi yang dibekukan secara kriogenik.

Ada dua wabah serius pada 1920-an-1950-an dan 1990-an-2000-an yang masih menyebabkan kerusakan tanaman kopi. Contohnya pada tahun 2011 ditemukan 55.000 pohon kopi Robusta mati karena layu di Tanzania. Wabah ini telah menghancurkan 160 ton kopi dalam prosesnya atau setara lebih dari 22 juta cangkir kopi.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan sampel jamur yang diteliti kemungkinan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi tanaman kopi dengan memperoleh gen dari jamur penyebab penyakit layu pada berbagai tanaman, termasuk pisang.

Baca Juga: Studi: Jamur Patogen Tanaman Pisang Bisa Tularkan Penyakit Layu pada Kopi
Kementan Tantang Universitas Syah Kuala Kembangkan Kopi Gayo

Tanaman kopi dan pisang sering ditanam secara bersamaan. Hal ini karena tanaman kopi menyukai naungan yang disediakan tanaman pisang. Para peneliti meyakini dengan tidak menanam tanaman yang memiliki penyakit secara bersaman seperti pisang dan kopi dapat mengurangi berkembangnya galur baru jamur pembunuh kopi.

"Jika kita dapat memahami bagaimana jenis penyakit baru berkembang, kita dapat memberikan para petani pengetahuan yang mereka butuhkan untuk mengurangi resiko munculnya penyakit baru,” kata Lily Peck salah seorang peneliti utama studi itu.

Video terkait: