Asam Palmitat di Minyak Sawit Dorong Penyebaran Kanker? Ini Penjelasan Pakar

Petani kelapa sawit Riau. (Antara)

Editor: Arif Sodhiq - Minggu, 21 November 2021 | 23:00 WIB

Sariagri - Beberapa waktu lalu, media dihebohkan dengan hasil penelitian dari Institute for Research in Biomedizine (IRB) di Barcelona Spanyol. Menurut penelitian itu, molekul lemak yang terkandung dalam minyak sawit yaitu asam palmitat dapat mengubah genom sel kanker dan meningkatkan kemungkinan penyebarannya.

Guru Besar Ilmu Teknologi Pangan, IPB University, Nuri Andarwulan mengatakan penelitian itu bisa dibantah karena objek penelitiannya masih menggunakan hewan. 

"(Penelitian) ini belum jelas. Kalau scientist bicara pasti ini benar-benar belum terkonfirmasi. Baru satu penelitian dengan tikus dan dietnya juga tidak umum. Sebenarnya bisa dibantah," ujar Nuri saat dihubungi Sariagri.id, Minggu (21/11/2021). 

Nuri menilai penelitian itu sengaja dibuat untuk kampanye negatif sawit. Kandungan asam palmitat, lanjut dia, tidak hanya terdapat pada minyak kelapa sawit. Kandungan itu juga ada di minyak nabati dan hewani. 

"(Dalam penelitian itu) disebutkan spesifik asam palmitat dari sawit. Nah, padahal asam palmitat itu tidak satu-satunya ada di sawit. Asam palmitat itu juga ada di semua minyak nabati dan hewani. Jadi memang sepertinya penelitian ini dibuat ditujukan untuk "menyerang sawit" seperti itu," kata Nuri. 

Dia menjelaskan, asam lemak bebas (asam palmitat) tidak pernah dikonsumsi secara langsung. Jenis asam lemak yang biasa dikonsumsi adalah trigliserida yang ada di dalam berbagai jenis pangan. 

Baca Juga: Asam Palmitat di Minyak Sawit Dorong Penyebaran Kanker? Ini Penjelasan Pakar
Kisan Mantan Loper Koran Jadi Bos Kelapa Sawit Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia

"Kita itu tidak pernah makan asam lemak bebas, kemudian studinya baru satu dan menggunakan hewan coba dan sudah diangkat begitu ya. Di dalam publikasi majalah dan petikan media masa itu ada yang menanggapinya fair dan ada scientist yang memberikan pendapat juga bahwa itu belum terkonfirmasi," jelasnya. 

"Kemudian makan asam lemak bebas itu tidak lazim. Diet kita itu lemak yang bentuk struktur kimianya disebut dengan trigliserida. Minyak lemak yang ada di pangan apakah itu minyak goreng, mentega shorthening butter lemak yang ada di daging ikan dan semua bentuk pangan itu tidak dalam bentuk asam lemak bebas," pungkasnya.  

Video terkait: