Mengenal White Tea, Teh Langka yang Punya Antioksidan Paling Tinggi

Ilustrasi daun teh putih (Freepik)

Editor: M Kautsar - Rabu, 22 Desember 2021 | 14:40 WIB

Sariagri - Nama teh putih atau white tea memang tidak sepopuler teh hitam dan teh hijau. Faktanya, jenis teh ini memang masih asing di Indonesia. Hal ini disebabkan kehadirannya tergolong cukup langka dan merupakan teh dengan harga termahal di dunia.

Tingginya harga teh inilah yang membuat hanya segelintir orang, yang dapat menikmatinya. Bagi sebagian negara, mengkonsumsi teh putih kerap dijadikan sebagai penanda keberadaan status sosial dari seseorang.

Apa sebenarnya teh putih itu?

Pada dasarnya teh putih berasal dari helaian pucuk daun Camellia sinensis. Berbeda dengan black tea, oolong tea dan green tea yang menggunakan daun teh yang tumbuh dua atau tiga tingkat di bawah pucuk, namun tidak dengan teh putih. 

Teh putih diambil dari daun yang benar-benar muda, belum mekar dan dipetik secara hati-hati, dimana pucuk muda (biasa disebut peko) ini masih diselaputi rambut halus berwarna putih perak, sehingga memberi kesan warna putih beludru, yang nantinya bila mengering akan berubah warna menjadi putih.

Sejarah dan perkembangan teh putih

Jika dilihat dari sejarahnya, teh putih ditemukan pertama kali pada zaman Dinasti Song (1279-690 SM). Semula teh ini adalah resep rahasia kerajaan yang dipercaya dapat menjaga kesehatan, membuat awet muda dan panjang umur.

Kehadirannya sangat istimewa, sehingga hanya dikonsumsi oleh Kaisar dan keluarganya atau pejabat kerajaan, dan hanya diproduksi secara terbatas. Kemudian pada tahun 1878 Cina memulai ekspor komoditi teh ke negara yang memiliki tradisi minum teh, seperti Asia dan Eropa.

Kandungan teh putih

Hasil penelitian menyebutkan bahwa, teh putih memiliki kandungan antioksidan 11,1 - 25,6 persen lebih tinggi dibandingkan jenis teh lainnya. Bahkan jika dibandingkan untuk satu cangkir teh putih saja, kandungan antioksidan teh putih lebih tinggi dari 10 gelas jus apel, 31 kali lebih banyak vitamin C dan 100 kali lebih banyak vitamin E.

Rasa dari teh putih

Jika black tea dan oolong tea pengolahannya melalui dua kali proses oksidasi dan fermentasi, sehingga rasanya lebih pahit dan sepat, berbeda halnya dengan teh putih yang tidak melalui proses ini.

Daun teh putih segar harus dipetik sebelum matahari terik, dan proses pengeringan harus dilakukan dengan suhu maksimal 60 Celcius. Sementara penyajiannya harus dilakukan dengan air panas bersuhu dispenser dan maksimal penyeduhan hanya 2-3 kali.

Langkah itu menciptakan kenikmatan tersendiri yang dihasilkan dari teh putih. Aroma bunganya sangat segar dengan cita rasa yang ringan tetapi manis dan lembut di lidah. Namun keistimewaan ini, juga bisa berbeda tergantung pada tingkat usia daun dan pengolahannya.