A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/opt/alt/php80/var/lib/php/session/ci_sessionqffa3j5vepi6v5n51ojafihln63o5jdn): Failed to open stream: Permission denied

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 176

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 13
Function: __construct

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /opt/alt/php80/var/lib/php/session)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 13
Function: __construct

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

Petani Kakao Unjuk Keberhasilan Pengendalian PBK Ramah Lingkungan - Perkebunan sariagri.id

Petani Kakao Unjuk Keberhasilan Pengendalian PBK Ramah Lingkungan

Biji kakao hasil pertanian.(Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 27 Desember 2021 | 11:00 WIB

Sariagri - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara bekerja sama dengan Rainforest Alliance kembali menggelar Hari Lapang Tani atau Farmer Field Day (FFD). Kegiatan ini sempat terhenti selama hampir dua tahun akibat pandemi COVID-19.

Kegiatan yang berlokasi di kebun kakao milik salah seorang petani di Desa Ujung Mattajang Kecamatan Mappedeceng itu dibuka Kepala Bappelitbangda, Alauddin Sukri. Puluhan petani perwakilan dari desa se-Mappedeceng mengikuti kegiatan itu.

Kehadiran mereka untuk melihat dan mendengarkan hasil pertunjukan Kebun Kakao Demplot Peningkatan Produksi dan Pengendalian Hama Penggerek Buah kakao (PBK) dan Busuk Buah yang diinisiasi Rainforest Alliance melalui Program Tranformasi Kakao (Traksi) Peningkatan Nilai Tambah bersama mitra Koperasi Multi Jasa Tani-Simultan.

Kepala Bappelitbangda, Alauddin Sukri mengapresiasi pendampingan yang dilakukan Rainforest Alliance melalui Program Tranformasi Kakao Peningkatan Nilai Tambah bersama mitra Koperasi Multi Jasa Tani-Simultan.

Menurut Alauddin, demonstrasi teknologi pada kebun demplot salah seorang petani di Desa Ujung Mattajang ini bisa dikatakan sangat berhasil.

“Kita lihat bahwa tanah kita ini bermasalah, tentu perlu perlakuan lebih dengan penambahan bahan organik. Nah, sekarang kita lihat di sini, banyak bunga dan buah di batang, bukan lagi di atas atau di tangkai ujung,” kata Alauddin.

Dia menyebutkan demplot peningkatan produksi dan pengendalian hama PBK sudah sangat berhasil.

"Ini adalah hasil inovasi yang sangat baik dan perlu disebarluaskan dan semoga bisa ditindaklanjuti di lokasi lain di Luwu Utara," harapnya.

Alauddin berkesempatan memetik buah kakao hasil demplot. Meski beberapa buah terlihat terserang hama PBK, tapi bijinya tetap baik dan tidak lengket, sehingga layak dipetik. 

“Ini semua tidak terlepas dari perlakuan yang diberikan,” kata Alauddin.

Sementara Manajer Cocoa Rainforest Alliance, Hasrun Hafid, mengatakan sebelumnya kakao Luwu Utara mengalami dampak penurunan produksi. Akibatnya, banyak petani mau menebang pohon kakaonya karena unsur hara tanah sudah semakin kecil serta hama penyakit sulit ditangani petani.

“Hasil uji tanah di kebun demplot ini memperlihatkan C/N rasio hanya 12,5%, sementara idealnya adalah 15%. Sementara carbon organik dan pH-nya rendah. Olehnya itu, melalui demplot ini, kita telah melakukan intervensi perbaikan kesehatan tanah dan pemenuhan nutrisi tanaman serta mendemonstrasikan praktek perkebunan kakao yang baik,” jelas Hasrun.

Pemilik kebun hasil demplot, Lamang (54), mengaku bahagia dan sangat bersyukur kebunnya dijadikan lokasi percontohan dan pendampingan Program Tranformasi Kakao Peningkatan Nilai Tambah.

“Saya bersyukur kebun ini sudah bagus kembali. Sebelumnya sedikit sekali buah yang dipanen karena banyak busuk buah dan buah keras serta serangan hama tikus,” ungkap Lamang.

Baca Juga: Petani Kakao Unjuk Keberhasilan Pengendalian PBK Ramah Lingkungan
Perkebunan Kakao Sediakan Habitat untuk Burung dan Kelelawar Pemakan Hama Serangga

Namun, lanjut dia, setelah mendapat pendampingan, kondisi kebun kakao mulai berubah.

“Setelah beberapa kali menerapkan teknologi Agrodykye, sekarang banyak bunga yang bermunculan dan sisa buah yang terserang PBK masih bisa saya panen dan tidak keras lagi alias mudah dipisahkan biji kakaonya,” kata Lamang menceritakan kondisi kakao-nya kini.

“Begitu juga saya lihat pada buah hitam, kulitnya memang hitam, tapi biji di dalamnya masih bagus dan masih bisa dijual,” pungkasnya. 

Video terkait: 

----