Keren, Pemuda Asal Yogyakarta Ini Hadirkan Cokelat yang Punya Dampak untuk Petani

Pemilik nDalem Cokelat, suami-istri Asri Meikawati Hazi dan Wednes Aria Yuda. (Foto Istimewa)

Editor: M Kautsar - Senin, 10 Januari 2022 | 14:00 WIB

Sariagri - Yogyakarta dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya cokelat. Jadi, jangan heran kalau saat ini sudah hadir brand cokelat lokal dari lokasi yang dijuluki kota pelajar ini. Salah satunya adalah Boenbeans chocolate.

Merek cokelat yang ada di bawah PT. nDalem Value Creation Indonesia ini, tidak sekadar menghadirkan produk untuk oleh-oleh dari Kota Gudeg. Pasalnya, produk ini dibuat atas permintaan langsung para petani di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. 

"Kami membuat Boenbeans ini karena ada permintaan dari petani di sekitar Yogya. Jadi saat kami bertemu mereka menawarkan untuk membuat cokelat dari biji kakao yang di kebunnya," kata Wednes Aria Yuda, Chocolate Technology Officer, PT nDalem Value Creation Indonesia, saat dihubungi Sariagri.id, beberapa waktu lalu.

Yuda awalnya sempat ragu untuk memenuhi keinginan para petani tersebut. Pasalnya, secara teori Teknologi Pangan, membuat cokelat dari biji memerlukan skala dan modal yang cukup besar.

"Saya sempat mikir (soal permintaan itu). Karena sebagai orang teknologi pangan setahu saya kalau membaut cokelat dari biji itu harus skala industri sama dengan modal kami besar," ujarnya. 

Baca Juga: Keren, Pemuda Asal Yogyakarta Ini Hadirkan Cokelat yang Punya Dampak untuk Petani
Kisah nDalem Cokelat, Cita Rasa dan Ekonomi Petani Lokal dalam Sebatang Cokelat

"Kemudian kami membutuhkan riset selama setahun sebelum akhirnya kami buat boenbeans ini dari biji. Itupun dengan skala kecil, karena memang ingin dimulai dengan skala kecil sederhana gitu," lanjut Yuda.

Karena dibuat atas permintaan petani, Yuda dan juga tim akhirnya memutuskan untuk menjadikan Boenbeans sebagai social impact cokelat dengan kualitas premium. "Akhirnya kami jadikan (Boenbeans) sebagai social impact cokelat. Karena kami melihat, saat mengambil biji kakao petani itu ada banyak seklai problematika di petani mulai dari kemiskinan, ketimpangan sosial kemudian ketidaksesuaian harga dengan tengkulak, kualitas pasca panen yang buruk nah akhirnya kita sosialisasikan dengan boenbeans," pungkas dia.