BPDPKS Ajak Puluhan Mahasiswa ke Kebun, Disiapkan Jadi Peneliti Sawit

Para peserta yang terdiri dari peneliti mahasiswa usai mengunjungi perkebunan sawit di Sumatera Utara dalam rangka workshop pengenalan industri sawit yang diselenggarakan BPDPKS elama 2 (dua) hari sejak tanggal 7 sampai dengan 8 Juni 2022. (Foto BPDPKS).

Editor: Yoyok - Kamis, 9 Juni 2022 | 10:30 WIB

Sariagri - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan pengenalan industri kelapa sawit kepada 90 orang peneliti mahasiswa dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa Tahun 2022 yang telah memilih sebanyak 30 kelompok penelitian yang akan didanai oleh BPDPKS.

Kegiatan pengenalan dilaksanakan selama 2 (dua) hari sejak tanggal 7 sampai dengan 8 Juni 2022 dengan mengunjungi salah satu perusahaan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara yaitu PT Paya Pinang Group. 

Plt Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim, menyatakan saat ini BPDPKS telah mendanai sebanyak 234 kontrak perjanjian kerjasama dengan 70 lembaga litbang dan 80 riset mahasiswa dengan keterlibatan 840 orang peneliti dan 346 orang mahasiswa. “Publikasi Ilmiah dari hasil riset telah dilakukan baik melalui jurnal nasional maupun internasional, penyusunan buku dan registrasi paten untuk melindungi HaKI. Publikasi ilmiah yang dilaporkan ke kami sekitar 201 jurnal, dan telah didaftarkan sebanyak 42 paten serta terdapat 6 buku telah dicetak,” ujarnya, kemarin.

Terkait program pengenalan industri sawit, Zaid mengungkapkan diikuti oleh peneliti-peneliti muda, di antaranya berasal dari Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, IPB University, Politeknik Caltex Riau, Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Bengkulu, Universitas Sumatera Utara, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Politeknik LPP Yogyakarta, Universitas Jember, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Lampung, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjadjaran, Universitas Palangka Raya, dan Universitas Sebelas Maret.

Materi yang diberikan kepada mahasiswa antara lain tentang sustainability di industri kelapa sawit, perkembangan inovasi industri hilir kelapa sawit dan juga tentang bagaimana pelaksanaan dan penulisan penelitian yang baik, termasuk tentang bagaimana cara pengadiministrasian dan pelaporan keuangan kegiatan penelitian.

Para peneliti muda itu diharapkan menjadi duta-duta sawit Indonesia. “Industri sawit membutuhkan riset-riset yang dapat mendorong untuk peningkatan kesejahteraan petani Kita perlu mendorong petani itu bukan lagi sebagai penjual buah, namun juga menjual minyak mentah yaitu minyak goreng atau minyak bahan bakar,” kata Komisaris Utama PT Paya Pinang, Kacuk Sumarto.

Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa merupakan salah satu program BPDPKS yang hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan maupun sebagai bahan pengambil kebijakan yang sangat dibutuhkan dalam melawan kampanye negatif terhadap sawit dan mempromosikan citra baik kelapa sawit berdasarkan data dan fakta ilmiah.

Baca Juga: BPDPKS Ajak Puluhan Mahasiswa ke Kebun, Disiapkan Jadi Peneliti Sawit
Perusahaan Sawit Bakal Diaudit, Ini Kata Ekonom dan Petani

Program Penelitian dan Penembangan dilaksanakan dalam rangka melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir, yang dimulai dari mahasiswa Indonesia agar minat untuk meneliti kelapa sawit diinisiasi sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

Bagi kolompok penelitian yang telah disetujui pendanaanya diberikan dana penelitian maksimal sebesar 20 Juta untuk melaksanakan penelitian selama 6-8 bulan. Sebagai apresiasi pada akhir penelitian akan diberikan trophy dan uang senilai Rp50 juta untuk pemenang pertama, Rp35 juta untuk pemenang kedua, dan Rp25 juta untuk pemenang ketiga.