Sawit, Penyelamat Devisa RI yang Dikepung Kampanye Hitam Eropa

Ilustrasi - Perkebunan kelapa sawit. (Antara)

Editor: Dera - Jumat, 13 Januari 2023 | 18:00 WIB

Sariagri - Bak dua sisi mata pisau, industri sawit Indonesia memang memberikan keuntungan besar secara ekonomi, namun di sisi lain, sawit juga kerap dihadapkan dengan isu kerusakan lingkungan. 

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia kerap diserang 'kampanye hitam' dari Uni Eropa. Diduga, isu tersebut sengaja digulirkan lantaran mereka tak ingin minyak nabati Uni Eropa tersaingi oleh minyak nabati dari Asia. 

Parlemen Uni Eropa kala itu mengeluarkan kebijakan larangan impor CPO dan produk turunannya, lantaran industri sawit dinilai menciptakan deforestasi, degradasi habitat satwa, korupsi, mempekerjakan anak, hingga pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

Produk minyak sawit mentah (CPO) Indonesia pun dianggap tak ramah lingkungan. Beberapa negara bahkan secara masif menolak CPO asal Indonesia.  

Malaysia Ajak RI Setop Ekspor CPO ke Eropa

Menanggapi Undang-Undang baru soal perlindungan hutan dan penjualan produk minyak sawit. Malaysia mengajak Indonesia untuk bersikap tegas dan menghentikan ekspor CPO ke Uni Eropa. 

Malaysia bahkan siap melibatkan para ahli dari luar negeri untuk membuktikan jika negaranya dan Indonesia telah membuat standar sertifikasi keberlanjutan wajib untuk semua perkebunan.

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pun sepakat untuk melawan diskriminasi terhadap kelapa sawit. Indonesia-Malaysia juga memperkuat kerja sama dalam meningkatkan pasar minyak kelapa sawit melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

“Tadi kita juga bersepakat memperkuat kerja sama melalui CPOPC untuk meningkatkan pasar minyak kelapa sawit dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit,” ucap Presiden Jokowi usai bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato’ Seri Anwar bin Ibrahim di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin (9/1/2023)

Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Seakan tak gentar dengan tudingan isu lingkungan yang digulirkan oleh Uni Eropa, industri sawit Indonesia justru memperlihatkan kinerja ekspor yang baik.

Baca Juga: Sawit, Penyelamat Devisa RI yang Dikepung Kampanye Hitam Eropa
Bappebti Optimis CPO Indonesia Bisa Jadi Acuan Harga Dunia

Bahkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu menyebut, nilai perdagangan ekspor Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan yang signifikan, di mana salah satunya ditunjang oleh minyak kelapa sawit.

Melihat potensi tersebut, akankah Indonesia benar-benar menghentikan ekspor CPO ke Uni Eropa? pasalnya, larangan eskpor justru akan kembali menuai polemik, dan membuat petani sawit swadaya di Tanah Air kembali terpukul.